SEJARAH GUNUNG KUNCI Kel. 5 RPL-2

Sejarah Gunung Kunci

Keberadaan Gn.Kunci dan Gn.Palasari yang terletak di tengah kota Sumedang sangat strategis dan penting nilainya bagi perkehidupan masyarakat kota Sumedang  dengan nilai sejarah yang tersimpan di kedua gunung tersebut. Nilai sejarah yang tersimpan di kedua Gunung tersebut penjelasan semasa perang dunia (1914 – 1918) berupa benteng pertahanan Belanda maka harus dipelihara dan dilestarikan keberadaanya. Sebagai bentuk upaya pemanfaatan ideal dikaitkan dengan visi Kabupaten Sumedang kawasan Gn.Kunci dan Gn.Palasari perlu dikelola sebagai Taman Hutan Raya. Berdasarakan buku No.5 tahun 1990 tentang konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan ekosistemnya. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestaraian alam yang mempunyai fungsi sebagai koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.

Kawasan Tahura dan Gn.Kunci dan Gn.Palsari semula merupakan kawasa hutan produksi terbatas pada kelompok hutan gunung palasari seluas ±3,80 Ha, karena memiliki keindahan alam, nilai historis peninggalan Belanda dan luasan yang cukup untuk pembangunan koleksi tumbuhan dan atau satwa. Maka diubah fungsinya menjadiTaman Hutan Raya dengan surat keputusan Mentri kehutanan No.SK.297/Menkut-II/2004 tanggal 10 Agustus 2004, letak dan luas kawasan Tahura Gn.Kunci dan Gn.Palasari ±35,81 Ha yang terdiri dari Gn, Palasari ±32,01 Ha dan Gn.Kunci dan Gn.Palasari termasuk wilayah kelurahan kota Kulon Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Terletak pada posisi antara 6o55’-7o25’ LS dan 107o45’-108o11’BT dan lokasinya dekat dengan pusat pemerintah Kabupaten Sumedang, areal kawasan Hutan Tahura Gn.Kunci dan Gn.Palasari merupakan ekosistem pinggira sungai, aliran sungai Cimanuk Subdas Cipeles.Kelompok hutan di Tahura Gn.Kunci dan Gn.Palasari ini merupakan hutan alam sekunder dan hutan tanaman dengan komposisi vegetasi campuran yang terdiri dari jenis khas kabupaten, jenis khas provinsi dan jenis yang berasal dari luar daerah yang sengaja di tanam dan berfungsi sebagai laboratorium(arboretum).Potensi vegetasi flora yang berada di kawasan tahura ±205 species.

Kawasan Gn.Kunci dan Gn.Palasari ini mayoritas Pohon Pines, ada juga Mahoni,kawasan ini disebut hutang lindung tetapi tidak murni hutan lindung, terdapat tempat wisata juga di dalamnya, manfaatnya adalah untuk mencegah terjadinya longsor. Adapun objek daya tarik wisata Gn.Kunci ini yaitu, panggung hiburan terbuaka, bangunan pujesera, adapun Benteng Goa Belanda pada tahun 1914-1917 pada saat itu bupati pangeran Surya Atmaja, benteng ini bekas pertahanan penjajah Belanda yangberada di Gn.Kunci dan Gn.Palasari. Digunakan sebagai kegiatan penyelusuran goa untuk mengetahui nilai historisnya. kawasan Gn.Kunci ini ada beberapa asumsi mengenai penamaan kawasn ini, karena gua belanda ini ada lambang kunci, bahwa sejarah ini menyebutkan sebelum di bangun Goa tersebut, masyarakat sering mengambil Boros Kurna pada waktu itu, maka dari itu dinamakanya Gn.Kunci sampai saat ini.

Dan pada akhirnya seluruh masyarakat hingga saat ini menyebutnya Gn.Kunci. Kini kawasan ini sudah banyak dikunjungi oleh masyarakat Kota Sumedang dan Daerah lainnya, terutama kawasan ini paling banyak dikunjungi pada hari Sabtu/Minggu. Kawasan ini sekarang diurus dan dipelihara oleh Bapak Hendi Gunawan yang sebagai Kepala UPTD beserta Bapak Didi Jaswara yang sebagai Kasubag TU.

Kelompok 5 :
            Cucu Cayati
            Gisti Dwi Safitri
            Tia Kartika
            M.Kholili
            Dedi
            Rian

      SMK INFORMATIKA SUMEDANG