Selasa, 27 Oktober 2015

Filled Under: ,

SEJARAH GUNUNG TAMPOMAS





Tampomas adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Jawa Barat, tepatnya sebelah utara kota Sumedang (6,77°LS 107,95°BT). Stratovolcano dengan ketinggian 1684 meter diatas permukaan laut ini juga memiliki sumber air panas yang keluar di daerah sekitar kaki gunung. Gunung Tampomas termasuk dalam area Taman Wisata Alam Gunung Tampomas.
Gunung tersebut merupakan gunung yang paling tinggi di bumi Sumedang, menyimpan mitos yang belum terungkap. Kisah yang telah diwariskan secara turun temurun menuturkan Gunung tersebut ratusan tahun dipandang sebagai tempat kekuatan gaib. Orang pertama yang menginjakan kaki di gunung tersebut adalah Prabu Sokawayana (putra Prabu Guru Haji Adji Putih) yang kedua, atau adik kandung Prabu Tadjimalela. Beliau mengadakan perjalanan keliling ke daratan tinggi tersebut atas perintah ayahnya agar memperluas wilayah pemukiman di sekitar kaki gunung tersebut. Kemudian mendirikan Medang Kahiyangan artinya tempat ngahiyang atau tilem. Dalam perkembangannya tempat tersebut disucikan menjadi tempat keramat yang memiliki kekuatan gaib. Bagi seseorang yang menyempurnakan ilmu disitu akan mampu ngahiyang atau hilang tanpa bekas.
Memasuki abad ke-18, Gunung Gede yang ada di Sumedang mengeluarkan suara yang menyeramkan. Suaranya bergemuruh, dari puncaknya keluar asap bercampur debu yang menyala-nyala, dan sepertinya gunung ini akan meletus. Rakyat Sumedang ketika itu sangat-sangat kaget dan ketakutan melihatnya.
Pada waktu itu Bupati yang menjabat sangat sayang dan welas asih kepada rakyatnya. Didorong oleh rasa sayang kepada rakyatnya, beliau lalu menyepi atau bersemedi memohon petunjuk dari paradewa.
Dengan kesungguhannya berdoa, beliau bermimpi didatangi kakek-kakek yang memakai pakaian serba putih dan memberikan petunjuk agar Bupati bersedia menyerahkan keris pusakanya yang terbuat dari emas ditumbalkan ke Gunung Gede, agar rakyat bisa lepas dari ketakutan dan kekhawtiran.
Setelah itu Bupati bergegas berangkat ke puncak Gunung Gede, setibanya di puncak Gunung Gede, Bupati melemparkan keris pusakanya ke kawah Gunung Gede. Seketika itu juga suara yang menggelegar dan gempa pun langsung berhenti. Dan rakyat langsung bersorak bersuka cita dan langsung sujud kepada Bupati sebagai tanda terima kasih.
Pada saat itu, Gunung Gede tersebut disebut dengan Gunung Tampa Emas (Menerima Emas) oleh peduduk sekitar, dan seterusnya pengucapannya berubah jadi “Gunung Tampomas”.
Gunung Tampomas dihuni oleh berbagai jenis fauna seperti trenggiling, owa yang mukanya berwarna hitam, lutung dan monyet biasa. Ada juga Harimau Lodaya, Harimau Kumbang, Harimau Tutul, Meong Congkok, Landak, berbagai jenis ular dan kaljengking.Adapun flora yang ikut menghuni gunung ini seperti Jamuju, Rasamala, dan Saninten.
Gunung Tampomas yang berdiri gagah dan indah yang terlihat di sekitaran kota Sumedang ini memang tidak setenar gunung-gunung lainnya di Indonesia khususnya di pulau Jawa, tetapi Gunung Tampomas mampu menghadirkan pesona alam yang indah dan memberikan kepuassan bagi para pendaki yang berpetualang di alam bebasnya, dan Gunung Tampomas juga melahirkan sejumlah cerita-cerita yang sarat akan sejarah. Diantaranya adanya peninggalan Tapak (bekas) kaki Prabu Siliwangi Raja Pajajaran yang terkenal akan kegagahan dan kesaktiannya, dan juga makam Ranggahadi dan Istrinya yang menurut cerita rakyat mereka itu merupakan kerabat dari Prabu Siliwangi. Dan di kawasan Gunung Tampomas di temukan juga Situs peninggalan sejarah masa lalu, diantaranya seperti Batu bergambar, Pecahan Arca, Pagar Batu, Piramida Kecil, dan Patung Ganesha. Situs Purbakala tersebut di temukan di timur lereng Gunung Tampomas di sekitaran Ciputrawangi, Leuweung Candi, Puncak Narimbang, Batu Lawang, Sawah Kalapa, Puncak Manik dan Blok Cibenteng. Batu Kasur yang konon merupakan tempat tidurnya Prabu Siliwangi dan Batu Padaringan yang konon di pakai tempat persembahan atau tempat musyawarah, ini membuktikan bahwa kawasan Gunung Tampomas kaya akan keindahan alam, cagar budaya serta sejarah dari keraja'an Pajajaran di masa ke-emassan-nya pada masa lalu di tataran sunda.


Sumber : http://ujangkosasih.blogspot.co.id/2015/01/keindahan-gunung-tampomas.html 

Penyusun :


1.      Adi Suryana

2.      Eva Silfia

3.      Hidayat Yuniardi
4.      Regista Fernanda
5.      Ridwan Syahrizal
6.      Tika Yustikawati
  (
Kelompok 3, XII 4 - SMK Informatika Sumedang)


 

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Dedi Irawan. Designed by Templateism