Mahkota Binokasih yang kini
merupakan icon dari Museum Prabu Geusan Ulun dan menjadi primadona Kota
Sumedang dahulunya adalah sebuah mahkota yang menjadi lambang kebesaran
kerajaan-kerajaan di tanah sunda pada masa itu. Sebelum diwariskan atau
diberikan kepada kerajaan Sumedang Larang dan menjadi Pusaka Sumedang, Mahkota
Binokasih merupakan lambang kebesaran kerajaan Padjadjaran.
Dari
beberapa sumber, dikatakan bahwa Mahkota
Binokasih ini dibuat atas prakarsa Sanghiang
Bunisora Suradipati, yaitu seorang Raja dari Kerajaan Galuh. Kerajaan Galuh
merupakan sebuah Kerajaan besar pecahan
dari Kerajaan Tarumanegara. Dikisahkan ketika Kerajaan Padjadjaran dipimpin
oleh Sri Baduga Maharaja dengan sebutan Prabu
Siliwangi. Kerajan Padjadjaran diserang oleh gabungan pasukan Islam dari
Cirebon, Banten, dan Demak. Saat itu, Kerajaan Padjadjaran terdesak dan hampir
jatuh akibat serangan tersebut. Sebelum Kerajaan Padjadjaran benar-benar
runtuh, Prabu Siliwangi mengutus 4 orang Kandaga Lante kepercayaannya untuk
membawa Mahkota Binokasih beserta perlengkapannya ke Sumedang Larang dengan
harapan Sumedang Laramg dapat meneruskan kejayaan Kerajaan Padjadjaran.
Karena
pada waktu itu Sumedang Larang merupakan sebuah Kerajaan bawahan dari Kerajaan
Padjadjaran, jadi mungkin dikatakan bahwa kekuasaan Kerajaan Padjadjaran ini
diturunkan atau diwariskan kepada Sumedang Larang, dari atasan kepada bawahan.
Alasan kenapa dipilih Sumedang Larang sebagai penerus adalah karena pada saat
itu kerajaan Sumedang Larang telah menganut agama Islam. Selain itu Sumedang
juga dipimpin oleh seorang pemuda yang dikenal cerdas dan berwibawa bernama
Pangeran Angkawijaya atau dengan nama Pangeran atau Prabu Geusan Ulun, yang dikemudian hari Pangeran Angkawijaya ini
menjadi seorang raja yang fenomenal karena berkat kepemimpinannya beliau mampu
menjadikan Kerajaan Sumedang Larang disegani hingga dikenal ke semua penjuru. Empat
orang Kandaga Lante yang diutus oleh Prabu
Siliwangi adalah :
1.
Eyang atau Embah
Jaya Perkosa (Sanghyang Hawu).
2.
Embah Terong
Peot.
3.
Embah Kondang
Hapa (Pancar Buana)
4.
Embah Nangganan
Dikisahkan
dari keempat Kandaga Lante tersebut Embah atau Eyang Jaya Perkosa lah yang
paling hebat ilmu silatnya. Ketika keempat orang Kandaga Lante tersebut
menyerahkan Mahkota Binokasih dan menyampaikan amanat atau titah dari Prabu Siliwangi agar Sumedang Larang
meneruskan kekuasaan Kerajaan Padjadjaran yang tengah terpojok saat itu, dan
kemudian keempat orang Kandaga Lante ini pun mengabdikan diri kepada Sumedang
Larang serta berperan penting dalam membantu Prabu Geusan Ulun mencapai
kejayaan Kerajaan Sumedang Larang dikemudian hari.
Maka, pada tanggal 22 April 1578
Prabu Geusan Ulun dinobatkan menjadi Prabu Sumedang Larang penerus Kerajaan
Padjadjaran, dan tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai hari jadi
Kabupaten Sumedang. Mahkota Binokasih dengan segala perlengkapan perhiasan
kerajaan yang dibawa dari Kerajaan Padjadjaran tersebut kini tersimpan rapi di
Museum Prabu Geusan Ulun.
Sumber
Referensi:
1.
Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang
2.
Menzsteins.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar