Senin, 02 November 2015

Sejarah Museum Prabu Geusan Ulun

Sejarah Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang



Museum Prabu Geusan Ulun adalah museum tempat peninggalan benda-benda bersejarah dan barang – barang pusaka Leluhur Sumedang peninggalan Raja – raja Sumedang Larang yang memerintah pada saat itu. Museum Prabu Geusan Ulun terletak di tengah kota Sumedang, 50 meter dari alun – alun Sumedang ke sebelah selatan, berdampingan dengan Gedung Bengkok atau Gedung Negara dan berhadapan dengan Gedung – gedung Pemerintah.
Awalnya kumpulan benda – benda pusaka peninggalan Raja – raja Sumedang Larang tersebut disimpan di “Yayasan Pangeran Sumedang” (YPS) sejak tahun 1955 sebagai lembaga yang mengurus, memelihara dan mengelola barang wakaf Kanjeng Pangeran Aria Soeria Atmaja (PASA) Bupati Sumedang 1882-1919 untuk melestarikan benda – benda wakaf tersebut. Yayasan Pangeran Sumedang (YPS) merencanakan untuk mendirikan sebuah Museum karena sangat banyak sekali benda- benda peninggalan yang dapat dijadikan untuk tujuan kegiatan museum sebagai upaya pengembangan kegiatan Yayasan yang dapat bermanfaat bagi para warga Sumedang khususnya dan masyarakat Sumedang pada umumnya.
Gagasan tersebut ditanggapi dengan penuh keyakinan oleh keluarga kerajaan, maka direncanakanlah pembuatan museum setelah diadakan persiapan yang matang dan terencana, tepatnya tanggal 11 Nopember 1973 Museum Keluarga berdiri. Museum tersebut diberi nama Museum Yayasan Pangeran Sumedang, dan dikelola langsung oleh Yayasan Pangeran Sumedang. Museum Yayasan Pangeran Sumedang pada mulanya dibuka hanya untuk dilingkungan para Warga keturunan dan seketurunan leluhur Pangeran Sumedang saja. Seiring berjalannya waktu Museum Keluarga ini sangat strategis sekali, karena letak Museum tepat di pusat kota Sumedang, berada dalam satu komplek dengan kantor Pemerintah Daerah (PEMDA) Sumedang dan kantor Bupati Sumedang yang bersebelahan dengan “Gedung Negara” adalah kantor dan tempat tinggal Bupati Sumedang.
Pada tanggal 7-13 Maret 1974 di Sumedang diadakan Seminar Sejarah Jawa Barat yang dihadiri oleh para ahli-ahli sejarah Jawa Barat. Dan salah satu hasil dari seminar sejarah Jawa Barat tersebut dapat diputuskan dan ditetapkan untuk memberi nama Museum YPS, diambil dari nama seorang tokoh yang karismatik yaitu Raja terakhir kerajaan Sumedang Larang yang bernama “Prabu Geusan Ulun” yang memerintah dari tahun 1578-1601. Maka pada tanggal 13 Maret 1974 Museum YPS diberi nama menjadi Museum Prabu Geusan Oeloen, kemudian nama museum diubah menjadi Museum Prabu Geusan Ulun dengan ejaan baru agar generasi baru mudah dalam membacanya.
Gedung yang berada di Museum Prabu Geusan Ulun terdiri dari:

Srimanganti

Didirikan pada tahun 1706, masa pemerintahan Dalem Adipati Tanumaja dari tahun 1706 - 1709. Pendirian gedung tersebut direncanakan oleh Pangeran Panembahan yang memerintah dari tahun 1656 - 1706, yang pernah diserbu oleh laskar-laskar Cilikwidara cs dari pasukan gabungan Banten. Sejak selesai dibangun, maka pemerintahan pindah ke daerah baru yang disebutRegol. Sejak itu Srimanganti dijadikan gedung tempat tinggal dan kantor oleh para bupati tempo dulu. Sedangkan untuk keluarga dibangun Bumi Kaler.

Gedung Bengkok / Gedung Negara

Didirikan pada tahun 1850, masa pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) dari tahun 1836 -1882. Gedung tersebut didirikan di atas tanah dia untuk keperluan upacara-upacara resmi, peristirahatan bagi tamu-tamu dariJakarta jika berkunjung ke Sumedang.
Halaman Gedung Bengkok cukup luas, di depan dibuat taman-taman dan ditanami dengan pelbagai buah-buahan. Di bagian barat didirikan Panggung Gamelan untuk menyimpan gamelan-gamelan kuno. Di bagian belakang sebelah barat, sekarang SMP Negeri 2 Sumedang memajang istal kuda dan tempat menyimpan kereta-kereta, diantaranya Kereta Naga Paksi. Sedangkan di belakang gedung dibuat kolam yang besar disebut Empang, yang kedalamannya setinggi bambu dan berbentuk kerucut.

Empang

Di tepi Empang, dibangun Bale Kambang, tempat istirahat bagi keluarga para Bupati dan Tamu-tamu Agung, sambil memancing ikan dengan dihibur Gamelan Buhun atau Degung. Masa pemerintahan Pangeran Aria Soeria Atmadja dari tahun 1882 - 1919, ikan yang ada di Empang diganti dengan Ikan Kancra, sehingga merupakan peternakan ikan Kancra yang beratnya bisa mencapai 10 atau 15 kilogram. Ikan Kancra tersebut diambil setiap bulan Mulud, untuk keperluan pesta Maulid Nabi Muhammad SAW yang dibagikan kepada fakir miskin dan sebagainya.

Bumi Kaler

Didirikan tahun 1850, masa pemerintahan Pangeran Soeria Koesoemah Adinata (Pangeran Soegih) dari tahun 1836 - 1882. Berhadapan dengan Bumi Kidul, sayangnya pada masa pemerintahan Pangeran Aria Soeria Atmadja (Pangeran Mekkah) Bumi Kidul dibongkar karena lapuk dimakan umur. Bumi Kaler dibuat keseluruhan dari kayu jati, dan di atas tiang bentuknya khas rumah orang Sunda. Dengan ruangan-ruangan dan kamar-kamar yang luas, sedangkan jendela dan pintu-pintunya tinggi-tinggi.

Gedung Yayasan Pangeran Sumedang

Didirikan tahun 1955, Yayasan Pangeran Sumedang yang mengelola seluruh wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja dan Museum Prabu Geusan Ulun juga makam-makam seperti :
·        Makam Gunung Puyuh
·        Makam Gunung Ciung Pasaran Gede
·        Makam Gunung Lingga
·        Makam Dayeuh Luhur
·        Makam Manangga
·        Makam Panday
·        Makam Sunan Pada - Karedok
·        Makam Nyai Mas Gedeng Waru - Cigobang
·        Makam Prabu Gajah Agung - Cicanting, Kampung Sukamenak, Kecamatan Darmaraja
·        Makam Prabu Lembu Agung - Cipaku, Kecamatan Darmaraja

Gedung Gendeng

Didirikan tahun 1850 dan dipugar tahun 1950. Gedung tersebut aslinya dibuat dari :
·      Lantai merah
·      Dinding bilik
·      Tiang kayu jati
·      Atap genting
Tempat menyimpan barang-barang pusaka, senjata-senjata dan gamelan kuno.

Gedung Gamelan

Didirikan tahun 1973 oleh Pemerintah Daerah Sumedang atas sumbangan dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Bapak H. Ali Sadikin. Gedung tersebut diperuntukkan tempat menyimpan gamelan-gamelan dan tempat berlatih tari-tarian.

Lumbung Padi

Semula Lumbung Padi terletak di luar benteng di tepi Empang, demi keamanan kemudian dipindahkan ke dalam komplek di dalam benteng. Lumbung tersebut dipergunakan tempat menyimpan padi hasil dari sawah-sawah wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja Padi tersebut dipergunakan untuk menyumbang wargi-wargi yang tidak mampu, sampai sekarang tercatat sejumlah 180 keluarga yang disumbang, besarnya hampir 12 ton per bulan. Dan keperluan pemeliharaan pusaka-pusaka, wakaf dan pelestarian seluruh wakaf Pangeran Aria Soeria Atmadja.
Pada tahun 1980, Pemerintah melalui Dinas Jawatan Permuseuman dan Kepurbakalaan Kebudayaan Jawa Barat, mengulurkan tangan dan memugar Gedung Srimanganti dan Bumi Kaler.
Pada hari Rabu tanggal 21 April 1982, Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. DR. Haryati Soebadio, meresmikan dan menyerahkan kedua bangunan yang selesai dipugar kepada Yayasan Pangeran Sumedang dan bernaung di bawah Momenten Ordonnatie Nomor 19 Tahun 1931 (Staatsblad Tahun 1931 Nomor 238).
Sumber :
Bapak Abdusukur


https://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Prabu_Geusan_Ulun

Penulis :

Kelompok 6-         Siti Fathimah Nurul Hasanah
-         Listika Yeti Yulia
-         Ayu Juliana
-         M. Mahran
-         Deni

2 komentar:

  1. Tafsir mimpi kelabang atau lipan oleh mbah jambrong baca disini https://angkamistik.site/tafsir-mimpi-kelabang/

    BalasHapus
  2. Hadir Untuk Android dan iOS, Mainkan games Anapoker Online di Perangkat kami

    Cukup dengan daftar - Deposit - Main - Menang, Hanya sesimple itu lho, hanya di Anapoker

    Untuk Info lebih lanjut, Hubungi Anapoker
    Whatsapp : 0852 2255 5128
    Line ID : agenS1288
    Telegram : agenS128

    Kunjungi Situs Games Online Uang Asli Terpercaya Lainnya :
    link alternatif sbobet

    sbobet alternatif

    login sbobet

    link sbobet

    sabung ayam online

    adu ayam

    casino online

    poker deposit pulsa

    deposit pulsa poker

    deposit pulsa

    deposit pulsa

    deposit pulsa

    BalasHapus

Copyright © 2015 Dedi Irawan. Designed by Templateism